Rabu, Oktober 19, 2011

Pemanfaatan Bahasa Indonesia Pada Tataran Ilmiah

Ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodolog penulisan yang baik dan benar. Adapun jenis karangan ilmiah yaitu:

* Makalah: karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif (menurut bahasa, makalah berasal dari bahasa Arab yang berarti karangan).

* Kertas kerja: makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.

* Skripsi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.

* Tesis: karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.

* Disertasi: karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci

Wacana Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.

Contoh wacana ilmiah:

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM YANG OPTIMAL DENGAN MENGGUNAKAN BEBERAPA MODEL ANALISIS.

Investasi merupakan sebuah cara alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai aset di masa depan, dengan melakukan investasi, menurunnya purchasing power akibat inflasi dapat di ofsett oleh return yang di dapatkan dari investasi. investasi sendiri dapat digolongkan ke dalam dua jenis, yaitu :
1. Investasi pada real asset
2. Investasi pada financial asset
Investasi pada real asset dapat dilakukan dengan membeli peralatan, pendirian pabrik, perbaikan mesin produksi, dll. Sedangkan investasi pada financial asset (instrumen keuangan) dapat dilakukan pada pasar uang (berupa sertifikat deposito, commercial papper, dll) maupun pasar modal (berupa saham, obligasi, dll).
Investor pada umumnya merupakan pihak yang sangat tidak menyukai resiko tetapi menginginkan return yang maksimal, untuk itulah dewasa ini, investasi di sektor financial menjadi primadona di kalangan investor, karena menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di sektor real asset maupun di pasar uang. Pada tahun 1992-1998 nilai emisi dan nilai kapitalisasi di pasar modal tumbuh rata-rata 44,9%, dan 61,31% per tahun. Padahal pada periode yang sama dana masyarakat, aktiva dan kredit perbankan hanya tumbuh masing-masing sebesar 24,76%, 23,12%, dan 22,37% (Achsien, 2003 dalam Yuliastuti 2007).
Meskipun investasi di pasar modal menjanjikan tingkat return yang lebih tinggi, namun kita perlu ingat bahwa semakin besar return, maka tingkat resiko-nya akan semakin besar pula. Untuk itulah sebagai seorang investor yang rasional, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana investasi dapat menghasilkan return optimal pada tingkat resiko yang minimal.
Dalam memaksimalkan return dan meminimalkan resiko, investor dapat melakukan diversifikasi, diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan saham dalam investasinya (membentuk portofolio saham optimal). Melalui portofolio ini investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu.
Menurut Tandelilin (2000:9) ada dua strategi portofolio yang bisa dipilih, yaitu strategi portofolio aktif dan strategi portofolio pasif. Strategi portofolio aktif meliputi kegiatan penggunaan informasi yang tersedia dan teknik-teknik peramalan secara aktif untuk mencari kombinasi portofolio yang lebih baik. Sedangkan strategi portofolio pasif meliputi aktivitas investasi pada portofolio yang seiring dengan kinerja indeks pasar.
Semua investor tentunya mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan dari penyertaan modalnya ke perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, pihak investor harus melakukan suatu analisis terhadap saham-saham yang akan dibeli. Hasil analisis dapat digunakan untuk pembentukan portofolio investasi. Analisis terhadap saham harus dilakukan dengan teliti, terutama mengenai tingkat return dan risk. Dengan adanya analisis, diharapkan dapat dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan. Keputusan yang tepat akan dapat memberikan hasil yang optimal.

Kegagalan para investor dalam membentuk portofolio yang optimal pada umumnya disebabkan karena investor mendapatkan informasi yang terlalu banyak (overload informasi), sehingga investor tidak bisa mengambil informasi yang paling relevan dan paling dibutuhkan dalam membuat portofolio set dan menganalisis prospek jangka panjangnya.
Konsep diversivikasi sebenarnya merupakan sebuah cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut, diversifikasi memberikan sebuah informasi yang paling relevan yang bisa digunakan untuk mengukur ketidakpastian resiko investasi dengan menggunakan varian dari return. Hasil pengukuran varian dari tersebut nantinya dapat digunakan sebagai dasar untuk menganalisa saham-saham yang dapat dipilih untuk membentuk rangkaian portofolio yang bisa memberikan return yang optimal.
Permasalahan yang timbul sekarang adalah bagaimana model- model optimasi portofolio maksimal seperti, Markowitz, Single Index Model, dan CAPM dapat menghasilkan suatu formula yang benar-benar mungkin dilakukan investor dalam memperhitungkan pembentukan portofolio yang maksimal?
Beberapa penelitian telah banyak dilakukan untuk melihat apakah model Markowitz dapat digunakan dengan mudah untuk membentuk portofolio yang eficient? apakah Single Index Model dapat memberikan jaminan untuk memperkirakan beta di masa yang akan datang dengan baik? dan apakah CAPM cukup valid dalam menentukan return di masa yang akan datang?

Alternatif investasi modal sangat dipengaruhi oleh faktor kondisi pasar modal yang mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan harga saham yang terjual belikan. Rationalitas investor dapat diukur sejauhmana mereka dapat menentukan pilihannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum pada tingkat risiko tertentu. Para investor secara rasional akan mencari portofolio yang memberikan Return maksimal pada risiko minimal.
Analisis portofolio dapat digunakan untuk menentukan return optimal pada risiko yang minimal, salah satu metode analisis yang banyak digunakan adalah SIM, model ini merupakan bentuk penyederhanaan dari model portofolio maksimal Markowitz, analisis dilakukan dengan menghitung koefisien beta yang mencerminkan tingkat risiko dan tingkat return masing-masing saham yang diamati, dengan diketahuinya tingkat return saham dan koefisien beta, kita dapat menentukan exess returns to beta (ERB) yang. mencerminkan tingkat keuntungan yang sangat mungkin dapat dicapai. Langkah selanjutnya untuk mendapatkan kandidat portofolio kuat, diperoleh dengan membandingkan antara ERB dengan Cut off Rate untuk menghasilkan saham-saham yang memiliki tingkat return yang tinggi dan risiko yang minimal untuk mengeliminir risiko tidak sistematis. Dari analisis portfolio tersebut, kita dapat menentukan proporsi dana vang diinvestasikan, dengan cara membagi persentase tingkat return dengan total proporsi investasi.
Disamping beberapa model analisis seperti Eficient Frontier Markowitz dan SIM, terdapat beberapa model keseimbangan seperti CAPM dan APT Model keseimbangan CAPM membantu menggambarkan hubungan resiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variable (disebut juga variable beta) untuk menggambarkan resiko, sedangkan APT lebih kompleks disbanding CAPM karena menggunakan sekian banyak variable pengukur resiko (eduardus tandelilin, 2001)
Model-model analisis dan model keseimbangan telah banyak digunakan untuk menentukan portfolio set yang optimal, dalam beberapa decade terakhir, model-model tersebut telah banyak dikembangkan untuk lebih memberi kemudahan bagi investor dalam membuat analisis. Beberapa Software aplikasi juga turut mendukung kemudahan analisis, sehingga beberapa kendala yang sering ditemui (kompleksitas, waktu perhitungan) oleh investor dapat di atasi.

0 komentar:

Posting Komentar