Kamis, Desember 15, 2011

Mutasi Dana Kas Kecil

Mutasi/perubahan kas pada dasarnya adalah akibat adanya penerimaan dan pengeluaran dana. Dana kas kecil diterima kas umum dan dikeluarkan melalui bagian pemakai dana. Transaksi yang mengakibatkan terjadinya mutasi adalah sebagai berikut:

a. Transaksi pembentukan dana kas kecil sebesar jumlah menurut keputusan kepala bagian keuangan. Dokumen transaksi tersebut ialah sebagai berikut:
  • Bukti pengeluaran kas yang dibuat oleh bagian hutang.
  • Surat keputusan kepala bagian keuangan sebagai dokumen pendukung.
b. Transaksi pemakaian dana kas kecil melalui bagian-bagian pemakai dana, dokumen transaksi tersebut ialah sebagai berikut:
  • Bukti pengeluaran kas kecil yang dibuat bagian-bagian pemakai dana.
  • Bukti penggunaan dana seperti, nota kontan, kuitansi yang dibuat pihak luar perusahaan sebagai dokumen pendukung.
  • Surat permintaan pengeluaran dana kas kecil yang dibuat bagian-bagian pemakai sebagai dokumen pendukung.
c. Transaksi pengisian kembali dana kas kecil, dokumen transaksinya adalah sebagai berikut:
  • Bukti pengeluaran kas yang dibuat bagian hutang.
  • Surat permintaan pengisian kembali dana kas kecil sebagai dokumen pendukung dibuat oleh pemegang dana kas kecil.
  • Bukti pengeluaran kas kecil sebagai dokumen pendukung dibuat oleh bagian-bagian pemakai dana kas kecil.

Rabu, Desember 14, 2011

Prosedur Pengeluaran Dana Kas Kecil

Formulir yang digunakan dalam pengeluaran dana kas kecil terdiri dari formulir surat permintaan pengeluaran dana kas kecil dan bukti pengeluaran kas kecil. Pihak yang terlibat dalam pengeluaran atau penggunaan dana kas kecil adalah Pemegang Dana Kas Kecil dan bagian yang menggunakan (pemakai) dana kas kecil. Kegiatan masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

1. Pemakai Dana Kas Kecil
  • Mengisi formulir surat permintaan pengeluaran dana kas kecil sebanyak 2 lembar untuk selanjutnya diserahkan kepada pemegang dana kas kecil.
  • Menerima uang tunai dan surat permintaan pengeluaran dari pemegang dana kas kecil.
  • Mengumpulkan bukti-bukti penggunaan dana kas kecil untuk dijadikan pendukung bukti pengeluaran kas kecil.
  • Mengisi formulir bukti pengeluaran kas kecil berdasarkan data bukti pendukung.
  • Menyerahkan bukti pengeluaran kas kecil, bukti pendukung dan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 kepada pemegang dana kas kecil.
  • Menerima surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar ke 2 yang telah di cap lunas dari pemegang dana kas kecil untuk di arsipkan.
2. Pemegang Dana Kas Kecil
  • Menerima surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 dan 2 dari bagian yang memerlukan dana (pemakai).
  • Menyerahkan uang tunai dan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 kepada pemakai dana kas kecil.
  • Menerima bukti pengeluaran kas kecil, bukti pendukung dan surat permintaan pengeluaran kas kecil lembar 1 dari pemakai dana kas kecil sebagai bukti pertanggung jawaban.
  • Membubuhkan cap lunas pada bukti pengeluaran kas kecil, bukti-bukti pendukung dan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1 dan 2.
  • Menyerahkan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 2 yang telah di cap lunas kepada pemakai dana kas kecil.
  • Menyimpan bukti pengeluaran kas kecil, bukti-bukti pendukung dan surat permintaan pengeluaran dana kas kecil lembar 1. Dokumen-dokumen tersebut diserahkan kepada bagian hutang pada saat pengajuan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

Prosedur Pengelolaan Dana Kas Kecil

Jika suatu perusahaan melakukan pembayaran dalam jumlah tertentu yang dipandang tidak praktis jika menggunakan cek, pengeluaran dilakukan dengan menggunakan dana kas kecil. Pengelolaan dana kas kecil dilakukan oleh petugas khusus dengan menerapkan sistem tertentu oleh karena itu dalam pengelolaan dana kas kecil diperlukan standar prosedur pengelolaan dana kas kecil yang ditetapkan perusahaan. Dalam perusahaan yang menyelenggarakan akuntansi secara manual, selain adanya prosedur yang ditetapkan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan dalam pengelolaan dana kas kecil antara lain : 
  1. Buku Jurnal Pengeluaran Kas
  2. Buku Jurnal Kas Kecil
  3. Formulir surat permintaan, pengisian dana kas kecil
  4. Formulir permintaan pengeluaran dana kas kecil
  5. Formulir bukti pengeluaran kas kecil
  6. Formulir laporan penggunaan dana kas kecil
  7. Alat-alat tulis kantor 
  8. Alat hitung manual dan elektronik.
  • PROSEDUR PENGELOLAAN DANA KAS KECIL
Kegiatan pengelolaan dana kas kecil meliputi pembentukan dana kas kecil, penggunaan dana kas kecil, dan pengisian kembali dana kas kecil. Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Prosedur Pembentukan Dana Kas Kecil
Dana kas kecil di bentuk (disediakan) berdasarkan surat keputusan kepala bagian keuangan. Dalam perusahaan yang memiliki standar prosedur akuntansi semua jenis pengeluaran kas melibatkan bagian hutang sehingga unit organisasi yang terlibat dalam prosedur pembentukan dana kas kecil adalah bagian hutang, bagian kasa, dan bagian pemegang dana kas kecil. Tugas masing-masing adalah sebagai berikut :

1. Bagian Hutang
  • Menerima surat keputusan, pembentukan dana kas kecil dari kepala bagian keuangan.
  • Membuat bukti pengeluaran kas dalam tiga rangkap. Lembar 1 dan 3 diserahkan kepada bagian kasa dilampiri surat pembentukan dana kas kecil. Lembar 2 diserahkan kepada bagian buku pembantu yang terkait misalnya, bagian kartu biaya dan kartu persediaan untuk disisipkan.
  • Mencatat bukti pengeluaran kas dalam daftar bukti kas keluar yang belum dibayar (berfungsi sebagai buku pembantu hutang).
  • Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 yang telah dicap lunas dari bagian kasa dilampiri surat keputusan pembentukan dana kas kecil.
  • Mencatat nomor cek dan tanggal pembayaran sesuai data bukti pengeluaran kas yang telah dicap lunas dalam daftar bukti kas keluar pada kolom yang disediakan.
  • Menyerahkan bukti kas pengeluaran kas lembar 1 yang telah dicap kepada bagian jurnal dan laporan.
2. Bagian Kasa
  • Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 dan 3 dilampiri surat pembentukan dana kas kecil dari bagian hutang.
  • Menyediakan cek sebesar jumlah yang tercantum dalam bukti pengeluaran kas untuk ditanda tangani oleh pejabat perusahaan yang berwenang mengeluarkan kas.
  • Membubuhkan cap tanda lunas pada bukti pengeluaran kas lembar 1 dan 3 serta surat pembentukan dana kas kecil.
  • Menyerahkan bukti pengeluaran kas lembar 1 ke bagian hutang dilampiri surat bukti pembentukan dana kas kecil, dan lembar ke 3 diserahkan kepada pemegang dana kas kecil.
3. Bagian Jurnal dan Laporan
  • Menerima bukti pengeluaran kas lembar 1 yang telah di cap lunas dilampiri surat pembentukan dana kas kecil dari bagian hutang.
  • Mencatat bukti pengeluaran kas dalam buku jurnal pengeluaran kas (register cek)
  • Mengarsipkan bukti pengeluaran kas bersama surat keputusan pembentukan dana kas kecil dalam map arsip bukti pengeluaran kas (voucher) yang sudah dibayar.
4. Pemegang Dana Kas Kecil
  • Menerima cek dan bukti pengeluaran kas lembar 3 dari bagian kasa
  • Menguangkan cek ke bank dan menyimpan dana kas kecil
  • Mengarsipkan bukti pengeluaran berdasarkan urutan tanggal.

Selasa, Desember 13, 2011

Rekonsiliasi Bank

Semua kas yang diterima perusahaan sebagian dialokasikan untuk kas untuk ditangan dan sebagian besar disetor ke bank. Sebelum disetor ke bank perusahaan telah mencatat dalam jurnal penerimaan kas sedangkan cek yang dikeluarkan serta pembayaran dengan uang tunai untuk berbagai keperluan dicatat dalam jurnal pengeluaran kas. Kedua buku jurnal tersebut dihimpun ke dalam akun kas/buku besar kas. Saldo akhir yang ada dalam akun kas dicocokkan dengan jumlah saldo kas ditangan dan saldo kas di Bank, simpanan di Bank dalam bentuk rekening giro yang sewaktu-waktu dapat diambil/ditarik sehingga saldonya akan berubah setiap saat maka rekening giro sering disebut dengan rekening koran. Rekening koran adalah laporan dari bank mengenai mutasi/perubahan jumlah setoran atau pengambilan melalui bank. Rekonsiliasi Bank adalah penyesuaian antara saldo kas di bank menurut catatan perusahaan dengan menurut catatan di bank.

Catatan perusahaan dengan catatan dibank sering tidak cocok antara lain :
  1. Adanya jasa giro (perusahaan belum mencatat tetapi bank sudah mencatat). Penyesuaiannya : Kas (+) jasa giro.
  2. Biaya Administrasi Bank dan Pajak atas bunga (bank telah mencatat, perusahaan belum). Penyesuaiannya : Kas (-) Biaya adm. bank dan Pajak atas bunga. 
  3. Penerimaan tagihan dari debitur melalui bank. Penyesuaiannya : Kas (+)
  4. Pembayaran hutang dengan penarikan cek kepada kreditur oleh perusahaan sudah dicatat dalam Jurnal Kas Keluar tetapi oleh kreditur yang bersangkutan cek tersebut belum diuangkan (Out Standing Check) atau cek dalam peredaran. Penyesuaiannya : Saldo di bank harus dikurangi sejumlah cek yang beredar.
  5. Setoran dalam perjalanan (Deposit In Transit). Penyesuaiannya : Saldo kas di bank harus ditambah sedangkan perusahaan tidak perlu mencatat. 
  6. Adanya Cek Kosong. Penyesuaiannya : perusahaan harus mencatat kembali dengan mengurangi kas.

Pencatatan Selisih Kas

Selisih kas timbul apabila terjadi perbedaan antara saldo kas menurut buku dengan menurut fisik apabila selisih kas diketahui penyebabnya maka dibuat jurnal penyesuaian/koreksi sesuai akun yang terkait. Apabila selisih kas tidak diketahui penyebabnya mungkin karena kelebihan penerima pengembalian/mengembalikan atau kekurangan penerima pengembalian/mengembalikan.

Jika saldo kas menurut fisik lebih besar daripada menurut buku maka dibuat jurnal:
kas                  Rp. xxx
-selisih kas                     Rp. xxx
Kemudian apabila saldo kas menurut fisik lebih kecil daripada menurut buku maka dibuat jurnal:
selisih kas        Rp. xxx
-kas                              Rp. xxx

Contoh :
1. Penerimaan uang tunai dari Toko CITRA sejumlah Rp. 3.545.500,- karena tidak ada uang pecahan kecil, Toko CITRA menyerahkan uang Rp. 3.550.000,-
2. Penerimaan dari penjualan tunai Rp. 59.670.000,- menurut cash register Rp. 59.675.500,-

Dari transaksi tersebut maka pembuatan jurnalnya adalah sebagai berikut :
1. Kas            Rp. 4.500
    -Selisih Kas                   Rp. 4.500,-
2. Selisih kas   Rp. 5.500,-
    -Kas                              Rp. 5.500,-

Pada akhir periode perkiraan selisih kas dicatat ke rugi laba dalam neraca lajur selisih kas (D) masuk kolom rugi, kas (K) masuk kolom laba.

Prosedur Pengeluaran Kas

Pembelian Tunai dan Kredit.
Bagian- bagian yang terkait adalah :
  1. Bagian Pembelian : membuat surat order pembelian yang ditujukan kepada pemasok
  2. Bagian Hutang : bila pembelian dilakukan secara kredit maka bagian hutang akan membuat bukti pengeluaran kas, lalu mencatatnya ke buku pembantu hutang dan menyerahkan lembar ke 1 ke bagian akuntansi.
  3. Bagian Kasa : menerima bukti pengeluaran kas, menyiapkan cek yang ditanda tangani pejabat berwenang lalu menyerahkan bukti kas keluar ke bagian hutang dan ke kreditur dengan cek.
  4. Bagian Penerimaan Barang : menerima dan mencocokkannya dengan faktur pembelian dan bukti kas keluar kemudian menyerahkan barang ke gudang.
  5. Bagian Gudang : menerima barang dan mencatatnya ke dalam kartu persediaan dan kartu gudang.
  6. Bagian Jurnal dan Laporan : menerima bukti kas keluar dan mencatat ke jurnal pengeluaran kas.

Senin, Desember 12, 2011

Prosedur Penerimaan Kas

A. Dari Penjualan Tunai
Bagian-bagian yang terkait aktiva lancar:
1. Bagian Order Penjualan : bertugas membuat faktur penjualan 3 lembar (untuk pembeli, bagian gudang, arsip bagian penjualan).
2. Bagian Kasa : bertugas menerima pembayaran, memasukkan data ke register kas, memberi cap lunas, faktur bersama pita register diserahkan ke bagian pengiriman selanjutnya membuat bukti setoran ke bank.
3. Bagian Pengiriman : bertugas menerima barang dan faktur ke 2 dari gudang lalu mencocokkan dengan faktur yang di cap lunas dan pita register diserahkan ke bagian jurnal dan laporan.
4. Bagian jurnal dan laporan : bertugas menerima faktur lembar ke 1 dan pita register lalu mencatat ke buku jurnal penerimaan kas.

B. Dari Penerimaan Piutang
Bagian-bagian yang terkait adalah sebagai berikut:
1. Bagian sekretariat : bertugas menerima surat pemberitahuan bersama cek dari debitur tentang transfer dana dari memo kredit dari Bank, membuat surat pemberitahuan ke bagian piutang dilampiri surat dari Debitur dan memo kredit dari bank.
2. Bagian Piutang : Menerima surat pemberitahuan dari debitur dan memo kredit dari bank, membuat bukti penerimaan kas (BKM), mencatat bukti penerimaan kas ke buku pembantu piutang.
3. Bagian kas : Menerima daftar surat pemberitahuan dan cek dari bagian sekretariat, membuat bukti setoran ke bank sebanyak 3 lembar, menyetor cek dari langganan ke bank dan bukti setoran, menyerahkan kembali ke bagian piutang dan 1 lembar untuk arsip bagian kasa.
4. Bagian jurnal dan laporan : bertugas menerima bukti penerimaan kas, surat pemberitahuan dari debitur dan bukti setoran ke bank dari bagian piutang, mencatat bukti penerimaan kas ke jurnal penerimaan kas, kemudian diarsipkan.

Mengelola Administrasi Kas

Kas adalah uang logam dan alat lainnya/surat berharga yang segera dapat diambil/ditukar jadi uang tunai. Contoh: Uang kartal, uang logam, cek, simpanan bentuk giro, wesel pos.
Kas bertambah dari penjualan tunai, penerimaan tagihan, penerimaan kas lainnya, dan dari berbagai sumber pendapatan. Kas berkurang apabila terjadi pembelian tunai, pembayaran hutang, serta pembayaran-pembayaran beban dari berbagai keperluan. 

1. Pengawasan kas
Karena kas mempunyai sifat mudah di pindah tangankan, mudah diselewengkan, riskan terhadap kehilangan, pencurian, mempunyai daya tarik, oleh karena itu perlu diadakan pengawasan dan pengendalian kas antara lain: diadakan pemisahan fungsi bagian penerimaan kas, pengeluaran kas, penyimpanan, dan bagian pembukuan.

Dalam pengeluaran kas dibuat bukti-bukti pengeluaran yang harus disetujui oleh kepala bagian keuangan sedangkan untuk penerimaan kas harus dibuat bukti-bukti penerimaan kas. Untuk pengamanan kas setelah membuat Berita Acara Pemeriksaan uang kas langsung disetorkan ke bank secara rutin bila perlu setiap hari.
Untuk pengeluaran dalam jumlah kecil sebaiknya disediakan dana kas kecil . Untuk jumlah-jumlah pengeluaran yang akan dibayar sebaiknya diantisipasi dengan membuat sistem voucher.

2. Komposisi Kas
Komposisi kas yang ada dalam perusahaan sedapat mungkin tidak kurang dari 30% atau antara 30%-40% dari hutang lancar. 

3. Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan kas diadakan secara berkala dengan pemberitahuan terlebih dahulu ataupun tidak. Dalam stock opname kas diadakan pemeriksaan antara saldo kas dibuku dengan saldo kas menurut phisik, Berita Acara ditandatangani oleh pemeriksa minimal 2-3 orang yang dilakukan secara tertib.

Uraian Sistem Penjualan Kredit Pada Perusahaan Dagang

  • Sistem penjualan kredit dimulai dari bagian order penjualan. Bagian order penjualan bertugas menerima surat order dari pelanggan kemudian membuat SOP (Surat Order Pengiriman) sebanyak 9 lembar, lembar 1 diserahkan ke bagian gudang, lembar 2,3,4,dan 5 diserahkan di bagian pengiriman, lembar ke 6 diserahkan kepada pembeli, lembar ke 7 diserahkan ke bagian kredit, lembar ke 8 diarsipkan sebagai arsip permanen, dan lembar ke 9 diarsipkan sebagai arsip sementara.
  • Bagian gudang akan menyiapkan barang sesuai dengan kuantitas yang ada dalam SOP. Data dalam SOP lembar 1 dicatat dalam kartu gudang dan kemudian diserahkan ke bagian pengiriman barang.
  • Di bagian pengiriman barang SOP lembar 2,3,4,dan 5 akan disatukan dengan SOP lembar 1 dari bagian gudang. Kemudian bagian pengiriman akan menempel SOP lembar 5 pada pembungkus barang sebagai slip pembungkus. SOP lembar 1 dan 2 dikembalikan ke bagian order penjualan dan SOP lembar ke 3 diserahkan kepada perusahaan angkutan umum yang ditugaskan untuk mengirimkan barang, sedangkan SOP lembar ke 4 diarsipkan sebagai arsip permanen.
  • Setelah menerima SOP lembar ke 7 bagian kredit akan memeriksa status kredit dan memberikan otorisasi kredit kemudian SOP lembar ke 7 di kembalikan ke bagian order penjualan.
  • Bagian penjualan akan mengarsipkan SOP lembar ke 7 sebagai arsip permanen sedangkan SOP lembar 1 dan 2 diserahkan ke bagian penagihan, dan mencatat tanggal pengiriman pada SOP lembar ke 9.
  • Bagian penagihan akan membuat faktur penjualan sebanyak 5 lembar. Lembar 1 dikirim ke pelanggan, lembar ke 2 dan SOP lembar 1 dan 2 dikirim ke bagian piutang, lembar 3 dikirim ke bagian jurnal, buku besar, dan laporan, lembar 4 dikirim ke bagian kartu persediaan dan kartu biaya, lembar ke 5 dikirim ke pramuniaga.
  • Bagian piutang akan mencatat data dalam faktur penjualan ke kartu piutang, kemudian SOP lembar 1 dan 2 serta faktur lembar ke 2 diarsipkan.
  • Bagian jurnal, buku besar, dan laporan akan mencatat data yang ada dalam faktur lembar ke 3 dalam jurnal penjualan.
  • Bagian kartu persediaan dan kartu biaya akan mencatat data yang ada di faktur lembar ke 4 ke dalam kartu persediaan sebagai HPP kemudian diarsipkan.

Senin, Desember 05, 2011

Uraian Sistem Penjualan Tunai Pada Perusahaan Dagang

  1. Pada sistem penjualan tunai transaksi dimulai dari bagian order penjualan yang bertugas menerima order dari pembeli kemudian mengisi Form Penjualan Tunai (FPT) sebanyak 3 lembar, lembar 1 diserahkan ke bagian kasa (via pembeli), lembar ke 2 diserahkan ke bagian gudang, dan lembar ke 3 diarsipkan.
  2. Pada bagian kasa setelah menerima FPT lembar pertama, bagian kasa akan menerima pembayaran dari pembeli, kemudian membuat Pita Register Kas yang dibubuhkan cap "lunas", yang kemudian akan dibawa oleh pembeli ke bagian penerimaan barang.
  3. Bagian gudang akan menyiapkan dan menyerahkan barang pada pembeli. Data-data yang ada pada FPT lembar ke 2 disalin ke kartu gudang, setelah selesai FPT diserahkan ke bagian pengiriman barang bersamaan dengan barang yang di order oleh pembeli.
  4. Pita register kas dan FPT lembar 1 akan dicocokkan oleh bagian pengiriman barang agar tidak terjadi kekeliruan dalam pemenuhan order yang diminta oleh pembeli. FPT lembar 1 dan Pita Register Kas kemudian diserahkan ke bagian akuntansi sedangkan FPT lembar 2 diserahkan kepada pembeli sebagai slip pembungkus barang.
  5. Oleh bagian akuntansi, FPT lembar 1 disalin ke jurnal penjualan dan jurnal penerimaan kas setelah itu FPT lembar 1 dan pita register kas diserahkan ke bagian kartu persediaan dan kartu biaya untuk dicatat dalam kartu persediaan sebagai harga pokok penjualan, dan kemudian diarsipkan.

Minggu, Desember 04, 2011

Uraian Sistem Pembelian Pada Perusahaan Dagang

Mungkin ada beberapa orang yang tidak mengetahui bagaimana prosedur pembelian barang dagang dalam suatu perusahaan, berikut ini saya akan menjelaskan bagaimana prosedur pembelian itu terjadi.

1. Bagian gudang akan membuat Surat Permintaan Pembelian (SPP) sebanyak 2 lembar, SPP lembar ke 2 dijadikan arsip tetap oleh bagian gudang sedangkan SPP lembar 1 diserahkan ke bagian pembelian. Bagian pembelian akan membuat surat permintaan penawaran harga yang akan dikirim ke pemasok. Setelah surat permintaan dikirim kembali oleh pemasok bagian pembelian akan membuat perbandingan harga hingga terjadi proses penawaran harga. Jika harga telah disepakati bagian pembelian akan membuat Surat Order Pembelian (SOP) sebanyak 7 lembar.

2. SOP lembar 1 dikirim kepada pemasok bersama SOP lembar ke 2. SOP lembar ke 3 diserahkan ke bagian pengiriman barang bersamaan dengan surat pengantar dari pemasok. Bagian penerimaan barang akan memeriksa barang berdasarkan SOP lembar ke 3 dengan surat pengantar dari pemasok. Setelah itu bagian penerimaan barang akan membuat laporan penerimaan sebanyak 3 lembar. Laporan penerimaan barang ke 1 diserahkan ke bagian pembelian, oleh bagian pembelian akan diserahkan ke bagian gudang serta mencatat tanggal pembelian pada SOP lembar ke 6 dan ke 7.

3. Bagian hutang akan membandingkan faktur dari pemasok yang telah diperiksa oleh bagian pembelian dengan SOP  lembar ke 4 dan laporan penerimaan barang lembar ke 1. Setelah ketiganya di bandingkan, bagian hutang akan membuat Bukti Kas Keluar (BKK) sebanyak 3 lembar. BKK lembar pertama dianggap sebagai register BKK, dan kemudian akn dijadikan arsip sementara dengan BKK lembar ke 3. SOP, laporan penerimaan barang, dan faktur yang telah dibandingkan oleh bagian hutang akan diarsipkan sebagai arsip sementara.

4. BKK lembar ke 2 diserahkan ke bagian Akuntansi, setelah itu BKK lembar ke 2 akan dijadikan sebagai kartu persediaan dan dijadikan sebagai arsip tetap. SOP lembar ke 5 kebagian gudang dan dijadikan sebagai arsip tetap. Laporan penerimaan barang lembar ke 3 dikirim ke bagian gudang bersama dengan penyerahan barang, dan dijadikan arsip tetap. SOP lembar ke 6 akan dijadikan arsip sementara sedangkan SOP lembar ke 7 akan dijadikan arsip tetap.

Sabtu, Desember 03, 2011

Kalimat Efektif

Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai dengan maksud si pembicara atau penulis. Untuk itu penyampaian harus memenuhi syarat sebagai kalimat yang baik, yaitu strukturnya benar, pilihan katanya tepat, hubungan antar bagiannya logis, dan ejaannya pun harus benar.

Ciri – ciri kalimat efektif sebagai berikut :
  • Kalimat efektif mengandung kesatuan gagasan.
  • Kalimat efektif merupakan komunikasi yang berharkat.
  • Kalimat efektif memperhatikan pararelisme.
  • Kalimat efektif didukung variasi. 
  • Kalimat efektif dibantu pemakaian EYD.
Berikut ini contoh-contoh kalimat tidak efektif dan pembenarannya :

a)   Tidak Efektif : Kita harus dapat mengembalikan kepada kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.

Efektif : Kita harus mengembalikan kepribadian orang-orang kota yang sudah meninggalkan       rasa kemanusiaan yang secara tidak sadar bertindak keluar dari kepribadian manusia Indonesia yang berkemanusiaan yang adil dan beradab.

b)   Tidak Efektif : Makalah ini membahas tentang teknologi fiber optik.
 Efektif : Makalah ini membahas teknologi fiber optik.

c)   Tidak Efektif : Menurut berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera   diubah.
Efektif : Berita yang saya dengar mengabarkan bahwa kurikulum akan segera diubah. /   Menurut berita yang saya dengar, kurikulum akan segera diubah.

Kamis, November 24, 2011

Kerangka Karangan

Topik : Sumber Daya Manusia Kekuatan Sesungguhnya dalam Setiap Bisnis
1.        Permasalahan dalam bisnis
1.1   SDM yang kurang kompeten
1.2   Kepemimpinan yang kurang cakap
1.2.1 Buruknya pengelolaan dan pemertahanan terhadap SDM yang baik
1.3   Aspirasi karyawan yang tidak didengarkan
1.3.1          Pengakuan yang rendah dari pemimpin perusahaan
1.4   Keadaan lingkungan kerja yang tidak mendukung
1.4.1          Tingkat koordinasi yang lemah antar berbagai elemen perusahaan
1.4.2          Tingkat kerjasama yang rendah antara  atasan yang pekerja
2.       Contoh Perbedaan Pelayanan dalam Bisnis
2.1   Pelayanan bisnis maskapai penerbangan Virgin
2.2   Pelayanan bisnis perusahaan pesaing
3.        Penyebab Kehancuran Bisnis
3.1   Pemimpin yang buruk
3.1.1          Pemimpin yang arogan
3.1.2          Pemimpin yang acuh terhadap karyawan
3.2   Aturan perusahaan yang terlalu memberatkan karywan
3.3   Hilangnya rasa kepercayaan terhadap pemimpin
3.4   Pelayanan yang kurang memuaskan terhadap pelanggan
3.5   Contoh kehancuran bisnis di Pulau Necker
4.      Kunci Kesuksesan dalam Bisnis
4.1   SDM yang kompeten dan berkualitas
4.1.1          Cakap dalam bekerja
4.1.2          Mampu bekerja sama dengan baik
4.2   Kepemimpinan yang baik
4.2.1          Mampu mengenal kekuatan dan kelemahan tim
4.2.2          Bersosilalisasi dan mau mendengarkan tim
4.2.3          Berjiwa sosial yang tinggi
4.2.4          Peduli terhadap kesejahteraan karyawan
4.2.5          Ramah terhadap karyawan
4.2.6          Cepat tanggap terhadap setiap masalah
4.3   Kerjasama dan kepercayaan yang baik antara manajemen dan karyawan
4.4   Pelayanan yang baik tehadap pelanggan
4.4.1          Penyelesain keluhan pelanggan dengan baik
4.4.2          Menerima dengan baik setiap kritik dan saran
5.        Contoh Kesuksesan dalam Bisnis
5.1   Manajer Virgin Records yang memberikan peringatan keras terhadap karyawannya dan memberikannya kesempatan kedua.
5.2   Virgin America memberikan kesempatan pada Virgin Active untuk mendirikan dan menjual klub kebugaran yang kini berkembang pesat.

Minggu, November 13, 2011

Kategorisasi BUMN Untuk Menunjang Pertumbuhan Ekonomi

Untuk mewujudkan amanah Undang-undang No. 19 tahun 2003 mengenai Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) tentang salah satu maksud dan tujuan pendirian BUMN yaitu "memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya" maka Kemente-rian BUMN telah menyusun strategi penataan BUMN kedepan yang berada dalam kerangka rightsizing policy yang tadi telah kami jelaskan. Untuk meningkatkan kon-tribusi BUMN dalam pertumbuhan ekonomi Kementerian BUMN akan memantapkan orientasi pengembangan kepada BUMN-BUMN yang memiliki potensi bisnis mau-pun pelayanan, dalam besaran dan struktur organisasi yang sesuai.
Untuk mencapai besaran dan struktur yang sesuai, rightsizing policy akan diwujud-kan dalam kategorisasi BUMN dalam 5 (lima) bentuk atau jenis tindakan, yaitu;
(1) Stand Alone
BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria beri-kut ini;
  • Market share cukup signifikan dan mengandung unsur keamanan;
  • Single player atau masuk sebagai pemain utama;
  • Belum memiliki potensi untuk dimerger ataupun holding; dan
  • Keberadaannya berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku & umumnya captive market.
(2) Holding
BUMN yang masuk dalam kategori ini adalah BUMN yang memiliki kriteria beri-kut ini;
  • Sektor usahanya sama
  • Jenis usaha dan segmen pasar berlainan
  • Kompetisi tinggi
  • Masih ada prospek/ bisnis prospektif
  • Pemerintah merupakan pemilik mayoritas
(3) Divestasi
Divestasi merupakan tindakan pemegang saham (shareholder's action), yang se-lalu mempertimbangkan unsur cost & benefit, sebagaimana pemegang saham pada persero yang lain. Namun, karena tindakan divestasi ini dikaitkan dengan kepemilikan Badan Usaha Milik Negara, maka Divestasi hanya dapat dilakukan pada BUMN yang memiliki kriteria berikut ini;
  • Berbentuk Persero.
  • Berada pada sektor usaha atau industri yang kompetitif atau unsur teknologinya cepat berubah.
  • Bidang usahanya menurut undang-undang tidak secara khusus harus dikelola oleh BUMN.
  • Tidak bergerak di sektor pertahanan dan keamanan.
  • Tidak mengelola sumber daya alam yang menurut ketentuan perundang-undangan tidak boleh diprivatisasi.
  • Tidak bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat.
  • Memenuhi ketentuan/peraturan pasar modal apabila privatisasi dilakukan melalui pasar modal.
Termasuk pula dari tindakan divestasi, meliputi pula tindakan privatisasi. Bahwa tindakan privatisasi selain akan memperlihatkan kesiapan dan performa kinerja perusahaan yang membaik yang kemudian mempunyai suatu nilai (value ) yang tinggi, maka perusahaan-perusahaan yang baik tersebut diberikan kesempatan kepada khalayak/masyarakat dan instansi (Pemda) untuk turut menikmati BUMN dengan cara memiliki saham Perusahaan. Dengan demikian pengertian priva-tisasi tentang penjualan aset kepada asing sebenarnya hanya terkait dengan masalah privatisasi dengan metode Initial Public Offering (IPO) tentunya meng-gunakan suatu mekanisme pasar yang tidak bisa dikontrol investor-investornya.
Demikian pula sebaliknya, bagaimana perlakuan terhadap BUMN yang usa-hanya sudah sunset (yang potensi perkembangan usahanya sudah turun) bila-mana Pemerintah akan bertindak sebagai regulator?. Seperti misalnya pada kegiatan BUMN di bidang usaha penerbitan dan perdagangan buku, termasuk pula usaha pergedungan dan pertokoan, dimana sektor swasta lebih maju dan lebih efisien mengelolanya, apakah negara masih layak untuk memiliki dan mengelola BUMN tersebut?
(4) Merjer dan Konsolidasi
Dalam rangka penguatan sinergi antar-BUMN, tindakan merjer dan konsolidasi menjadi pertimbangan, apabila memenuhi kriteria berikut ini;
  • Jenis usaha dan segmen pasar sama
  • Kompetisi tinggi
  • Mayoritas saham dimiliki Pemerintah
  • Kinerja tergolong kurang baik
  • Going concern diragukan, namun masih memiliki potensi untuk digabung dengan BUMN lain.
(5) Likuidasi
Tindakan pemegang saham untuk melakukan likuidasi, tentunya setelah me-menuhi pertimbangan dan kajian tentang cost & benefit dari usaha tersebut, meliputi;
  • Tidak ada PSO – non "Strategis" (tidak harus dipertahankan status BUMN)
  • Dalam beberapa tahun mengalami kerugian terus-menerus
  • Kompetisi usaha tinggi
  • Eksternalitas rendah
  • Usahanya tidak prospektif
  • Ekuitas negatif
Selain pertimbangan diatas, tentunya cost & benefit tersebut sudah meliputi pen-ghitungan tentang biaya likuidasi (cost of liquidation) harus lebih kecil dari biaya apabila perusahaan tetap dioperasikan.

Beras Merah China, Turunkan Kolesterol

BERAS MERAH CHINA atau angkak merupakan pengawet dan pewarna makanan alami dan menyehatkan. Juga dianggap sebagai obat bermacam penyakit. Berdasarkan penelitian, produk olahan dari beras ini bisa menurunkan kelebihan kolesterol.

Kata angkak kian sering terdengar seiring merebaknya kasus demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD muncul secara rutin setiap tahun, khususnya di musim hujan. Beberapa warga masyarakat percaya bahwa angkak dapat digunakan sebagai obat pendongkrak trombosit.

Sejauh ini memang belum ada bukti ilmiah yang cukup untuk mendukung hal tersebut. Namun, bila bukti-bukti empiris di masyarakat telah menunjukkan hal tersebut, tentu tidak ada salahnya untuk dicoba. Dalam tulisan berikut pembahasan tentang angkak hanya dikaitkan dengan perannya sebagai pewarna, pengawet, serta penurun kolesterol darah. 
Masyarakat awam menyebut angkak sebagai beras merah cina karena produk tersebut berwarna merah, dibuat dari beras, dan dalam sejarahnya berasal dari Cina. Di beberapa negara, angkak dikenal dengan sebutan berbeda-beda, seperti beni-koji, hong qu, hung-chu, monascus, red koji, red leaven, red yeast rice, xue zhi kang, dan zhi tai. Di Cina, istilah zhi tai berarti angkak dalam bentuk tepung kering, sedangkan xue zhi kang berarti angkak yang telah diekstrak dengan alkohol.

Pembuatan angkak di Cina pertama kali dilakukan pada masa pemerintahan Dinasti Ming yang berkuasa pada abad XIV-XVII. Di Cina, angkak digunakan sejak berabad-abad yang lalu, baik untuk kepentingan bahan pangan maupun obat. Angkak dibuat melalui proses fermentasi beras dengan kapang Monascus purpureus.

Seiring dengan berkembangnya slogan back to basic, penggunaan angkak sebagai pewarna dan pengawet mulai dilirik masyarakat. Beberapa bukti ilmiah terakhir menunjukkan bahwa angkak juga dapat digunakan sebagai obat penurun kolesterol dan tekanan darah. Karena demikian besar manfaat angkak, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, telah menerima angkak sebagai suplemen pangan. 
Sebagai Obat
Penggunaan angkak sebagai obat di Cina dimulai sejak Dinasti Tang. Deskripsi lebih rinci tentang angkak dapat dibaca pada buku Pharmacopoeia Cina kuno, yaitu Ben Cao Gang Mu-Dan Shi Bu Yi, yang dipublikasi pada masa Dinasti Ming (1368-1644). Pada buku tersebut, angkak telah dinyatakan sebagai obat sakit perut (gangguan pencernaan dan diare), sirkulasi darah, serta untuk kesehatan limpa dan lambung.

Dalam seni pengobatan Cina tradisional, angkak digunakan untuk pengobatan terhadap penyakit salah cerna, luka otot, disentri, dan antraks. Angkak juga sering digunakan untuk meringankan kerja lambung serta memperkuat fungsi limpa, yaitu suatu organ tubuh yang menguraikan sel darah merah yang telah usang dan menyaring senyawa-senyawa asing.

Senyawa obat yang terdapat di dalam angkak sesungguhnya merupakan produk metabolit sekunder dari kapang Monascus purpureus, yaitu lovastatin. Kadar lovastatin pada angkak sekitar 0,2 persen. Lovastatin (C24H36O5) atau mevacor atau monacolin K telah dikenal sebagai senyawa obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah pada penderita hiperkolesterolemia.

Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa angkak mengandung senyawa gamma-aminobutyric acid (GABA) dan acetylcholine chloride, yaitu suatu senyawa aktif yang bersifat hipotensif, artinya mampu menurunkan tekanan darah. Karena itu, angkak sering digunakan sebagai obat penurun tekanan darah oleh penderita hipertensi.  
Saat ini, secara komersial angkak telah dipasarkan sebagai produk suplemen untuk meningkatkan kesehatan jantung. Contoh produk yang sudah beredar: Cholestini dengan kandungan angkak sebesar 600 mg per kapsul dan Herbalin Ruby Monascusi dengan kandungan angkak sebesar 500 mg per kapsul. Kendati demikian, anak dan remaja di bawah usia 20 tahun tidak disarankan menggunakan suplemen tersebut.
Dalam pengobatan Cina tradisional, dosis suplemen angkak yang digunakan sangat tinggi, yaitu mencapai 6.000–9.000 mg per hari. Sementara dosis yang dianjurkan adalah 600 mg (dosis oral), sebanyak 2-4 kali ulangan per hari. Suatu penelitian menunjukkan bahwa pemberian angkak kepada orang dewasa dengan dosis 1.200 mg per hari selama delapan minggu, tidak menimbulkan efek negatif.

Namun, karena informasi tentang dampak keamanan pemakaian angkak dosis tinggi dalam jangka panjang masih sangat terbatas, pemakaian sebaiknya dibatasi hanya dalam jangka waktu pendek. Walaupun jarang terjadi, efek samping yang dapat diberikan oleh konsumsi angkak adalah sakit kepala, sakit lambung, timbul gas, pusing, serta rasa panas di dalam perut.

Orang yang berisiko mengalami penyakit lever atau sedang menderita penyakit lever sebaiknya tidak mengonsumsi angkak. Dengan mekanisme yang sama seperti pada penurunan kolesterol, angkak juga dapat memengaruhi fungsi hati. 
Pecandu alkohol, orang yang sedang mengalami infeksi serius dan gangguan fisik, atau yang mengalami transplantasi organ, dianjurkan untuk menghindari penggunaan angkak. Dampak terhadap orang yang sedang hamil dan menyusui belum pernah dievaluasi, tetapi sebaiknya dihindari.

Penurun Kolesterol
Sejak tahun 1970-an beberapa penelitian menunjukkan bahwa angkak dapat menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Monascus purpureus dapat menghasilkan berbagai senyawa yang secara kolektif disebut monacolin, yaitu senyawa yang mampu menurunkan kadar kolesterol darah di dalam tubuh.
Senyawa monacolin tersebut mampu menghambat kerja enzim 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA reductase (HMG-CoA reductase), yaitu enzim yang sangat diperlukan untuk sintesis kolesterol. Inhibitor HMG-CoA reduktase dapat menurunkan simpanan kolesterol intrasel serta menghambat sintesis very low density lipoprotein (VLDL) di hati.

Mengingat VLDL adalah prekursor LDL, penghambatan sintesis VLDL secara otomatis akan menurunkan jumlah LDL.  Kadar kolesterol tinggi sangat tidak dikehendaki karena dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler, seperti aterosklerosis, penyakit jantung, stroke, dan hipertensi. Dengan terhambatnya kerja enzim HMG-CoA reductase oleh senyawa yang ada pada angkak, laju sintesis kolesterol di dalam tubuh dihambat, sehingga secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh. Keyakinan tersebutlah yang mendorong penggunaan angkak sebagai  penurun kolesterol dan sekaligus obat bagi penyakit jantung.

Penelitian pemberian angkak menggunakan 83 orang penderita kolesterol tinggi telah dilakukan di UCLA School of Medicine. Dibandingkan penderita yang diberi plasebo (tanpa angkak), pemberian angkak selama 12 minggu secara nyata dapat menurunkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida (senyawa lemak yang juga dapat berakumulasi di pembuluh darah dan menyebabkan kerusakan). Di lain pihak, pemberian angkak tidak berpengaruh terhadap kadar kolesterol HDL (kolesterol baik).
Suatu penelitian yang dipresentasikan pada kongres tahunan American Heart Association ke-39 pada tahun 1999 menunjukkan bahwa pemberian angkak pada penderita hiperkolesterolemia selama delapan minggu dapat menurunkan kadar kolesterol total sebesar 16-22,7 persen, LDL sebesar 21–31 persen dan trigliserida sebesar 24–34 persen. Sementara kolesterol HDL meningkat sebesar 14–20 persen.
Angkak sebaiknya tidak dikonsumsi bersama-sama dengan obat penurun kolesterol (statin) yang bersifat menghambat HMG-CoA reduktase (seperti atorvastatin, lovastatin, fluvastatin, simvastatin, pravastatin, cerivastatin). Sebab, dapat meningkatkan pengaruh obat tersebut yang akhirnya akan menaikkan risiko kerusakan lever.

Pewarna yang Aman dan Menyehatkan
Sejak dahulu kala, nenek moyang kita telah terbiasa menggunakan bahan pewarna alami pada makanan dan minuman yang dibuatnya. Penggunaan pewarna alami jelas lebih aman dan menyehatkan dibandingkan pewarna sintetis. Pewarna alami merupakan pigmen-pigmen yang diperoleh dari bahan nabati, hewani, bakteri, dan algae.

Perhatian terhadap pentingnya penggunaan pewarna alami pada makanan semakin meningkat akhir-akhir ini. Hal tersebut dipicu oleh ketakutan terhadap dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh pewarna sintetik. Beberapa pewarna sintetik diduga bersifat karsinogenik, yaitu dapat memicu timbulnya sel kanker.

Kapang Monascus purpureus yang ditumbuhkan pada beras sebagai substrat dapat menghasilkan pigmen kuning, merah, dan oranye. Pigmen merah yang dihasilkan oleh kapang tersebut telah digunakan sebagai pewarna alami pada makanan sejak berabad-abad lalu, khususnya oleh penduduk di negara-negara Asia, seperti Cina, Jepang, Korea, Taiwan, Hong Kong, Thailand, dan Filipina.
Warna merah angkak sangat potensial sebagai pengganti warna merah sintetis, yang saat ini penggunaannya sangat luas pada berbagai produk makanan. Beberapa contoh produk makanan yang telah menggunakan pewarna merah angkak adalah anggur, keju, sayuran, pasta ikan, kecap ikan, minuman beralkohol, aneka kue, serta produk olahan daging (sosis, ham, kornet).
Sebagai pewarna alami, angkak memiliki sifat yang cukup stabil, dapat bercampur dengan pigmen warna lain, serta tidak beracun. Pigmen warna utama yang dihasilkan oleh Monascus purpureus pada fermentasi angkak adalah monaskorubrin dan monaskoflavin. Ada tiga warna utama yang dapat ditimbulkan oleh pigmen pada angkak, yaitu kuning, oranye, dan merah.
Stabilitas pigmen angkak sangat dipengaruhi oleh sinar matahari, sinar ultraviolet, keadaan asam dan basa (pH), suhu, dan oksidator. Pigmen angkak lebih stabil pada pH 9 dibandingkan dengan pH 7 dan pH 3. Pemanasan pada suhu 100 derajat Celsius selama satu jam tidak mengakibatkan kerusakan nyata terhadap pigmen angkak.

Pengawet yang Hambat Bakteri Patogen
Dewasa ini penggunaan pengawet sintetis pada berbagai makanan cukup meresahkan. Penambahan zat pengawet dimaksudkan untuk memperpanjang daya tahan simpan suatu produk makanan.

Bahan pengawet dibedakan atas pengawet makanan dan bukan pengawet makanan. Pengawet makanan, walaupun pemakaiannya diizinkan pada makanan, dosis yang berlebih tetap tidak dianjurkan karena menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan konsumen.
Beberapa contoh jenis bahan pengawet yang diizinkan dan lazim digunakan dalam industri makanan adalah asam benzoat atau garam-garam benzoat (kalium benzoat, kalsium benzoat, natrium benzoat); garam-garam sulfit (kalium sulfit, kalium bisulfit, kalium metabisulfit); nitrat dan nitrit; belerang dioksida.

Pengawet bukan makanan, seperti formalin dan boraks, walaupun dilarang, kenyataannya banyak digunakan pada berbagai produk pangan. Kedua fakta tersebut tentu saja sangat meresahkan masyarakat yang senantiasa ingin hidup sehat. Karena itu, upaya pencarian pengawet alami sangat perlu dilakukan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pigmen angkak memiliki aktivitas sebagai antimikroba, sehingga sangat cocok digunakan sebagai bahan pewarna pada bahan makanan yang mudah terkontaminasi mikroba. Dengan demikian, angkak dapat berperan ganda, yaitu sebagai pewarna dan sekaligus pengawet. Angkak terbukti dapat menghambat pertumbuhan bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri perusak berspora, seperti Bacillus cereus dan Bacillus stearothermophilus.
Penggunaan angkak dapat mengurangi penggunaan nitrit pada bahan pangan. Nitrit sering digunakan sebagai komponen dari sendawa, yaitu zat yang digunakan untuk mempertahankan warna merah daging, khususnya pada pembuatan sosis, daging asap, dan kornet. Dalam beberapa penelitian, nitrit ditengarai sebagai pemicu sel kanker. Nitrit dapat bereaksi dengan komponen amin dari protein bahan pangan membentuk nitrosamin, yaitu suatu zat karsinogenik. Karena itu, penggunaan nitrit pada makanan sebaiknya dibatasi.

Melalui sifatnya sebagai antimikroba, penggunaan angkak dalam pembuatan sosis selain dimaksudkan sebagai pemberi warna merah, juga sekaligus berfungsi sebagai pengawet yang aman bagi kesehatan. Kelebihan lain dari penggunaan angkak pada pembuatan sosis adalah memperbaiki tekstur dan flavornya.
 

Lebih Cocok dengan Beras Pera
Secara tradisional, pembuatan angkak umumnya dilakukan dengan menggunakan beras sebagai substrat, melalui sistem fermentasi padat. Beras yang cocok digunakan sebagai substrat adalah beras pera, yaitu yang memiliki kadar amilosa tinggi, tetapi rendah amilopetin. 
Mengingat beras yang pera harganya jauh lebih murah dibandingkan dengan beras pulen, pembuatan angkak dari beras pera diharapkan dapat memberikan nilai tambah ekonomi yang lebih besar.

Angkak dibuat dengan cara memasukkan sekitar 25 gram nasi ke dalam cawan petri, yang kemudian disterilisasi menggunakan otoklaf pada suhu 121 derajat Celsius selama 15 menit. Tujuan sterilisasi adalah untuk membunuh semua mikroba agar tidak mengontaminasi dan mengganggu proses pembuatan angkak. 
Setelah didinginkan hingga suhu sekitar 36 derajat, nasi tersebut diinokulasi dengan 2 gram inokulum Monascus purpureus. Setelah itu, campuran tersebut diaduk hingga rata dan diinkubasikan pada suhu 27-32 derajat selama 14 hari.
Selama masa inkubasi, kapang Monascus purpureus akan tumbuh dan berkembang biak dengan cepat, menutupi permukaan beras dengan pigmen merah. Jika ingin dihasilkan dalam bentuk serbuk, hasil inkubasi tersebut dikeringkan dengan oven pada suhu 40-45 derajat, kemudian dihaluskan menggunakan blender. Jika ingin dihasilkan pigmen angkak dalam bentuk yang lebih murni, pigmen tersebut dapat diekstrak dengan etanol dan dikeringkan.
Perlu diperhatikan bahwa tidak semua hasil metabolit dari strain Monascus dapat digunakan secara aman. Strain tertentu dari kapang tersebut diketahui dapat memproduksi citrinin dalam jumlah yang cukup tinggi. Citrinin adalah salah satu bahan kimia beracun yang dapat dihasilkan oleh kapang Monascus. Karena itu, kontaminasi angkak oleh bakteri dan kapang lain yang berbahaya perlu dihindari, baik pada proses pembuatan maupun penyimpanannya.