Kas adalah uang logam dan alat lainnya/surat berharga yang segera dapat diambil/ditukar jadi uang tunai. Contoh: Uang kartal, uang logam, cek, simpanan bentuk giro, wesel pos.
Kas bertambah dari penjualan tunai, penerimaan tagihan, penerimaan kas lainnya, dan dari berbagai sumber pendapatan. Kas berkurang apabila terjadi pembelian tunai, pembayaran hutang, serta pembayaran-pembayaran beban dari berbagai keperluan.
1. Pengawasan kas
Karena kas mempunyai sifat mudah di pindah tangankan, mudah diselewengkan, riskan terhadap kehilangan, pencurian, mempunyai daya tarik, oleh karena itu perlu diadakan pengawasan dan pengendalian kas antara lain: diadakan pemisahan fungsi bagian penerimaan kas, pengeluaran kas, penyimpanan, dan bagian pembukuan.
Dalam pengeluaran kas dibuat bukti-bukti pengeluaran yang harus disetujui oleh kepala bagian keuangan sedangkan untuk penerimaan kas harus dibuat bukti-bukti penerimaan kas. Untuk pengamanan kas setelah membuat Berita Acara Pemeriksaan uang kas langsung disetorkan ke bank secara rutin bila perlu setiap hari.
Untuk pengeluaran dalam jumlah kecil sebaiknya disediakan dana kas kecil . Untuk jumlah-jumlah pengeluaran yang akan dibayar sebaiknya diantisipasi dengan membuat sistem voucher.
2. Komposisi Kas
Komposisi kas yang ada dalam perusahaan sedapat mungkin tidak kurang dari 30% atau antara 30%-40% dari hutang lancar.
3. Pemeriksaan Kas
Pemeriksaan kas diadakan secara berkala dengan pemberitahuan terlebih dahulu ataupun tidak. Dalam stock opname kas diadakan pemeriksaan antara saldo kas dibuku dengan saldo kas menurut phisik, Berita Acara ditandatangani oleh pemeriksa minimal 2-3 orang yang dilakukan secara tertib.
0 komentar:
Posting Komentar